Senin, 03 Desember 2012

Pemetaan Situasi dan Kontur

PERKULIAHAN SIKLUS II

PEMETAAN SITUASI DAN KONTUR

I. PENDAHULUAN
Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horisontal dan vertikal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta.
Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut :
a. Pengukuran titik fundamental ( Xo, Yo, Ho dan ao )
b. Pengukuran kerangka horisontal ( sudut dan jarak )
c. Pengukuran kerangka tinggi ( beda tinggi )
d. Pengukuran titik detail ( arah, beda tinggi dan jarak terhadap titik detail yang dipilih sesuai dengan permintaan skala )
Pada dasarnya prinsip kerja yang diperlukan untuk pemetaan suatu daerah selalu dilakukan dalam dua tahapan, yaitu :
1. Penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha penyebaran titik ikat
2. Pengambilan data titik detail yang merupakan wakil gambaran fisik bumi yang akan muncul di petanya.
Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan penggambaran dan kontur.
Dalam pemetaan medan pengukuran sangat berpengaruh dan ditentukan oleh kerangka serta jenis pengukuran. Bentuk kerangka yang didesain tidak harus sebuah polygon, namun dapat saja kombinasi dari kerangka yang ada.
a. Pengukuran Horisontal
Terdapat dua macam pengukuran yang dilakukan untuk posisi horisontal yaitu pengukuran polygon utama dan pengukuran polygon bercabang.
b. Pengukuran Beda Tinggi
Pengukuran situasi ditentukan oleh dua jenis pengukuran ketinggian, yaitu
- Pengukuran sifat datar utama .
- Pengukuran sifat datar bercabang .
c. Pengukuran Detail
Pada saat pengukuran di lapangan , data yang diambil untuk pengukuran detail adalah :
- Beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik detail yang bersangkutan .
- Jarak optis atau jarak datar antara titik kerangka dan titik detail .
- Sudut antara sisi kerangka dengan arah titik awal detail yang bersangkutan , atau sudut jurusan magnetis dari arah titik detail yang bersangkutan .

Adapun metode pengukuran situasi sendiri ada dua, yaitu :
1. METODE OFFSET
Pada metode ini alat utama yang digunakan adalah pita / rantai dan alat bantu untuk membuat siku ( prisma ).
Metode offset terdiri dari dua cara, yaitu :
a. Metode siku-siku ( garis tegak lurus )

Titik-titik detail diproyeksikan siku-siku terhadap garis ukur AB. Kemudian diukur jarak-jaraknya dengan mengukur jarak aa’, bb’, cc’, dd’, posisi titik a, b, c dan d secara relatif dapat ditentukan.

b. Metode Mengikat ( Interpolasai )
Titik-titik detail diikat dengan garis lurus pada garis ukur.
Ada dua cara :
1. Pengikatan pada sembarang titik.
2. Perpanjangan sisi
1. Pengikatan pada sembarang titik.

Tentukan sembarang garis pada garis ukur AB titik-titik a’, a”, b;, b”, c’, c”.
Usahakan segitiga a’a”a, b’b”b, c’c”c merupakan segitiga samasisi atau samakaki. Dengan mengukur jarak Aa’, Aa”, Ab’, Ab”, Ac’, Ac”, Bc”, Bc’, Bb”, Bb’, Ba’, Ba”, a’a, a”a, b’b, b”b, c’c, c”c maka posisi titik-titik a, b, c dapat ditentukan.
2. Perpanjangan sisi

3. Cara Trilaterasi Sederhana
2. METODE POLAR
Alat : theodolit kompas ( missal To ) atau theodolit repetesi.
1. Dengan unsur Azimuth dan jarak

2. Dengan unsur sudut dan jarak
- Pengukuran sudut dilakukan dari titik dasar teknik
- Pengukuran jarak datar dilakukan dengan pita ukur atau EDM.











Dalam menentukan titik batas dibutuhkan minimal tiga data ukuran yang dikukur dengan menggunakan minimal dua titik tetap ( referensi )
Contoh :
1. Sudut, sudut, sudut

























Setelah pengukuran pemetaan situasi dan detail telah selesai dilaksanakan langkah berikutnya yaitu melakukan perhitungan terhadap data yang telah diperoleh dan menyajikannya dalam bentuk penggambaran peta yang dilengkapi dengan garis kontur .
Garis kontur adalah yang ada dipermukaan bumi yang menghubungkan titik – titik dengan ketinggian yang sama dari suatu bidang referensi tertentu .
Konsep dari garis kontur ini dapat mudah dipahami dengan membayangkan kolam air . Jika air dalam keadaan tenang , maka tepi dari permukaan air itu akan menunjukan garis yang ketinggiannya sama . Garis tersebut akan menutup pada tepi kolam dan membentuk garis kontur .
Adapun kegunaan dari garis kontur ini antara lain :
1. Sebagai dasar untuk menentukan penampang tegak suatu permukaan tanah .
2. Sebagai dasar untuk perencanaan besarnya galian atau timbunan .
3. Memperlihatkan ketinggian tanah dalam lokasi atau peta tersebut ,dan sebagainnya .

II. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat theodolit
2. Statif
3. Rambu ukur
4. Unting – unting
5. Payung
6. Pata board
7. Patok
8. Alat tulis

III. LANGKAH KERJA
a. Pembuatan kerangka polygon tertutup .
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi yang akan dipetakan .
2. Tentukan titik-titik kerangka poligon .
3. Dirikan pesawat diatas titik P1 dan stel pesawat tersebut tepat diatas titik sampai datar .
4. Arahkan pesawat ke arah utara magnetis dan nolkan sudut horisontalnya.
5. Putar teropong pesawat dan bidikkan ke titik P2, baca sudut horisontalnya.
6. Letakkan bak ukur di atas titik P2, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya.
7. Putar teropong pesawat searah jarum jam dan bidikkan ke titik Pakhir, baca sudut horisontalnya.
8. Letakkan bak ukur di atas titik Pakhir, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya
9. Pindahkan pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.
10. Arahkan pesawat ke titik P3, baca sudut horisontalnya.
11. Letakkan bak ukur di atas titik P3, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya.
12. Putar teropong pesawat searah jarum jam dan bidikkan ke titik P1, baca sudut horisontalnya.
13. Letakkan bak ukur di atas titik P1, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya.
14. Dengan cara yang sama , pengukuran dilanjutkan ketitik poligon berikutnya sampai kembali ke titik P 1.
15. Lakukan perhitungan sudut pengambilan , sudut azimut , koordinat beda tinggi dan ketinggian di masing – masing titik .
16. Gambar hasil pengukuran dengan skala.
b. Praktek Pengukuran Situasi .
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi yang akan dibuat situasi .
2. Dirikan pesawat diatas titik P1 dan stel pesawat tersebut tepat diatas titik sampai datar .
3. Arahkan pesawat ke titik P2 dan nolkan piringan sudut horisontal serta kunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah .
4. Tentukan titik-titik situasi yang akan dibidik.
5. Putar pesawat searah jarum jam dan arahkan pada tiap-tiap titik detail satu persatu. Lakukan pembacaan BA, BT, BB, sudut vertikal dan sudut horisontal.
6. Masukkan data situasi pada daftar pengukuran situasi.
7. Pindahkan pesawat ke titik P2 dan stel pesawattersebut tepat di atas titik sampai datar.
8. Dengan cara yang sama lakukan pembidikan ke titik-titik detail yang dianggap perlu.
9. Lakukan pengukuran titik detail berikutnya dengan cara yang sama sampai selesai.
10. Lakukan perhitungan beda tinggi dan tinggi titik.
11. Gambar hasil pengukuran.
c. Penyajian Pengukuran Pemetaan
Setelah selesai dilakukan perhitungan sajikan dalam bentuk gambar peta situasi yang dilengkapi garis kontur.
Cara penentuan garis kontur yaitu :
- Dari hasil pengukuran dihitung dan digambar dengan skala tertentu. Kemudian dibuat garis konturnya sesuai dengan sistem interpolasi. Adapun interval kontur kurang lebih 1 m, tergantung dari ketinggian tanah.
Interval kontur = 1/2000 x skala peta, satuan dalam meter
Rumus umum letak garis kontur (X) adalah :
X = x d
IV. LANGKAH PERHITUNGAN
a. Pengukuran Polygon Tertutup
1. Sudut Pengambilan (b)
b luar = Hz (muka) – Hz (blk)
b dalam = Hz (blk) – Hz (muka)
Syarat :
å b luar = ( n+2 ) . 180°
å b dalam = ( n+2 ) . 180°
Jika å b lapangan ¹ å b teori maka ada koreksi.
Adapun besar koreksi adalah :
å koreksi = å b teori - å b lapangan


Cara koreksi sudut ada 2, yaitu :
1. Metode Perataan
Kor. Db = å kor. b / n
2. Metode Bow Dieth
Kor. Db = ( b / å b ) . å kor. b atau
Kor. Db = ( d / å d ) . å kor. b
2. Sudut Azimuth (a)
an = aawal + bn -180°
bn adalah sudut pengambilan setelah koreksi
3. Jarak Datar


Jika memakai sudut zenith ( vertikal ) :
Do = ( BA- BB) x 100 x SinV , jarak optis
Dh = ( BA- BB) x 100 x Sin V , jarak datar
Jika memakai sudut elevasi (a) :
Do = ( BA- BB) x 100 x Cos V , jarak optis
Dh = ( BA- BB) x 100 x Cos V , jarak datar

4. Beda Tinggi (Dh)
Jika memakai sudut zenith ( vertikal ) :
Dh = ta + - BT
Jika memakai sudut elevasi (a) :
Dh = ta + (Dh x tan V) – BT
Adapun syarat Dh untuk polygon tertutup yaitu :
Dh (+) - Dh (-) = 0
Jika ¹ 0, maka ada kesalahan yang harus dikoreksi.
Jika kesalahan (+) maka koreksi (-)
Jika kesalahan (-) maka koreksi (+)
Cara koreksi ada dua yaitu :
1. Metode Pukul Rata
2. Metode Bow Dieth
b. Pengukuran Situasi
Rumus-rumus yang dipakai yaitu :
Jika memakai sudut zenith ( vertikal ) :
- Jarak
Do = ( BA- BB) x 100 x SinV , jarak optis
Dh = ( BA- BB) x 100 x Sin V , jarak datar
- Beda Tinggi
Dh = ta + - BT
- Ketinggian ( T detail )
T detail = T Px + Dh , TPx adalah Ketinggian di titik pesawat
Jika memakai sudut elevasi (a) :
- Jarak
Do = ( BA- BB) x 100 x Cos V , jarak optis
Dh = ( BA- BB) x 100 x CosV , jarak datar
- Beda Tinggi (Dh)
Dh = ta + (Dh x tan V) – BT
- Ketinggian ( T detail )
T detail = T Px + Dh , TPx adalah Ketinggian di titik pesawat

V. CARA PENGGAMBARAN
a. Situasi
Adapun langkah-langkah penggambaran situasi adalah sebagai berikut :
1. Menggambar titik-titik polygon
2. Menggambar titik-titik detail
3. Menggambar situasi

b. Kontur
Adapun langkah-langkah penggambaran kontur adalah sebagai berikut :
1. Menggambar situasi
2. Melengkapi gambar situasi dengan ketinggian di tiap-tiap titik ( baik titik polygon maupun titik detail )
3. Tentukan titik yang mempunyai ketinggian sama.
4. Hubungkanlah titik-titik yang mempunyai ketinggian sama.
5. Hasil kontur tidak boleh :
- Bercabang
- Bertemu
- Memotong
- Berhenti di tengah


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Melawi

Wilayah yang dikenal sebagai DAS Melawi meliputi wilayah Kabupaten Sintang dan kabupaten baru hasil pemekarannya pada awal tahun 2004, yaitu Kabupaten Melawi. Sungai Melawi merupakan sungai utama yang menjadi urat nadi perekonomian, sosial, dan budaya di kedua kabupaten tersebut, sehingga kelestarian sungai ini seharusnya menjadi isu yang sangat penting. Disamping itu, sebagai 'pemasok' utama Sungai Kapuas, maka Sungai Melawi juga menjadi sangat strategis posisinya di wilayah Kalimantan Barat secara keseluruhan. Kelestarian lahan juga tidak bisa dikesampingkan mengingat mayoritas penduduk Kabupaten Sintang dan Melawi menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, khususnya tanaman pangan.
Dari hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan melalui analisis terhadap beberapa parameter fisik, ditemukan kerusakan yang cukup serius di wilayah DAS Melawi, baik menyangkut kerusakan lahan maupun pada kualitas air sungai. Beberapa akibat yang telah dirasakan adalah tingginya tingkat sedimentasi di muara Sungai Kapuas dan beberapa ruas jalur sungai, sehingga mengganggu fungsi transportasi utama di daerah ini, yaitu transportasi air/sungai. Beberapa 'gangguan' lain adalah menurunnya kualitas air sungai untuk konsumsi air minum, fluktuasi ekstrim antara kekeringan dan banjir, dan sebagainya. Tingkat kerusakan bervariasi di antara anak-anak sungai yang ada, dan dalam studi ini klasifikasinya dilakukan melalui metode scoring.
Mengingat kondisi tersebut di atas, maka mutlak diperlukan sebuah sistem pemantauan, perencanaan, dan pengelolaan yang sistematis dan terpadu dengan pendekatan batas-batas ekologi daerah aliran sungai (bukan semata-mata batas administrasi). Sistem ini harus bisa menjamin pelestarian kemampuan lingkungan hidup daerah aliran sungai yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan penduduk yang tinggal di daerah tersebut khususnya dan masyarakat luas yang terkait pada umumnya. Beberapa alternatif pengelolaan DAS (sub DAS) dituangkan dalam tulisan ini.
Selengkapnya...
TSP
LOGO TSP

Jumat, 23 Desember 2011

Bekal yang ingin berkarir di perkebunan

MENANAM KELAPA SAWIT Disusun Oleh : Faifson Siagian Daftar isi : 1.Persiapan Menanam Kelapa Sawit • Pola Tanam • Memancang • Melubang • Pupuk Lubang 2.Menanam Kelapa Sawit • Persiapan Di Pembibitan • Administrasi Transport • Pengangkatan Bibit Ke Lapangan Dan Ecer Bibit • Penanaman • Konsolidasi Pokok Doyong Dan Penyisipan 1. Persiapan Menanam Kelapa Sawit • Pola Tanam Pola tanam yang digunakan adalah segitiga sama sisi pada areal datar sampai bergelombang, sedangkan untuk areal yang berbukit dengan sudut kemiringan 120 perlu dibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan. Alasan mengapa menggunakan pola tanam segitiga sama sisi yaitu : Tajuk jika dilihat dari atas terlihat bulat, oleh karena itu semua ruangan tertutupi – tidak ada ruangan kosongsehingga dapat menghambat/mengurangi pertumbuhan gulma. Populasi per Ha lebih optimum jika dibandingkan dengan pola tanam persegi. Efektif dan efisien dalam penyerapan unsur hara karena akar tanaman menebar penuh – luas tajuk sama dengan luas akar Pola tanam dikaitkan dengan : Jenis tanah. Pada tanah mineral jarak tanamnya lebih renggang dibandingkan pada tanah gambut. Kesuburan tanah. Pada tanah yang subur jarak tanamnya lebih renggang dibandingkan pada tanah yang tidak subur. Bibit yang digunakan Tipe A Laju pertumbuhan > 80 cm/tahun, untuk tanah mineral Tipe B Laju pertumbuhan 70 – 80 cm/tahun,untuk tanah mineral dan dapat digunakan untuk daerah berbukit Tipe C Laju pertumbuhan 60 – 70 cm/tahun, untuk tanah gambut dan dapat digunakan untuk daerah berbukit Tipe D Laju pertumbuhan < 60 cm/tahun, untuk tanah gambut Populasi tanaman menurut jarak tanam Pola tanam Populasi pokok/Ha Anjuran pada tipe/Jenis tanah dan Bahan tanaman 9.5 X 9.5 X 9.5 127 – 128 D X P Marihat 9.4 X 9.4 X 9.4 130 – 131 D X P Marihat 9.2 X 9.2 X 9.2 135 – 136 D X P Marihat 9.0 X 9.0 X 9.0 142 – 143 D X P Socfindo/Rispa 8.8 X 8.8 X 8.8 149 – 150 Tanah gambut 8.6 X 8.6 X 8.6 155 – 156 Tanah Gambut • Memancang Tujuan memancang : - Memberi tanda-tanda untuk pembuatan lubang tanam. - Sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, stacking, teras/kontur/tapak kuda dan menanam kacangan. Organisasi memancang : Setiap team (regu) pemancang terdiri atas 5 (lima) orang yaitu : - 1 (satu) orang tukang teropong - 2 (dua) orang tukang pancang - 2 (dua) orang tukang tarik tali Norma prestasi memancang 0.15 – 0.2 Ha/HK. Bahan dan alat : - Kompas sunto - Abney level/Clinometer - Kayu pancang ( pancang induk atau anak pancang) - Tali rami atau kawat - Kayu berbentuk Y Pemancangan di areal datarJarak tanam disesuaikan dengan table di atas Arah barisan tanaman Timurr – Barat Buat pancang kepala setinggi 2.5 m dan bagian atasnya (± 30 cm) di cat putih dengan tujuan agar dapat dilihat. Menentukan batas-batas daerah/blok yang akan dipancang dan ditetapkan sebuah patokan untuk memancang. Usahakan titik tersebut adalah salah satu pertemuan antara Collection Road dan Main Road. Dari titik tersebut ditarik garis lurus Utara – Selatan (0 – 1800), lalu dipasang pancang kepala, dengan jarak antar pancang 7.8 m, hingga batas areal/blok yang hendak dipancang. Dari titik yang sama dibuat garis tegak lurus arah Timur – Barat (90 – 2700), pancang kepala dipasang dengan jarak antar pancang 100 m. Pemancangan areal bergelombang dan berbukit Terdapapat 2 (dua) cara untuk pemancangan yaitu pemancangan areal datar (cara biasa) dan dengan system teras kontur. Untuk cara biasa perlu atau harus dibuat tapak kuda/teras individu. Pada pemancangan system teras kontur, jarak antar kontur dibuat sesuai dengan proyeksi jarak antar barisan pada pemancangan areal daar, sedangkan jarak pokok dalam kontur diusahakan sama dengan jarak pokok pada areal datar. Buat pancang tanam di kontur pertama, pancang kedua pada kontur yang sama berjarak sama dengan jarak antar dua pokok dalam barisan pada areal datar. Pancang ketiga dan seterusnya dibuat dengan cara yag sama. Pancang pada kontur kedua dibuat dengan cara membuat segitiga proyeksi yang menhubungkan dua pokok di kontur pertama dengan satu pokok di kontur kedua. Kemudian seperti cara di atas dilakukan pemancangan untuk semua kontur dan seterusnya dikerjakan hingga kontur terakhir. • Melubang Lubang tanam telah dipersiapkan minimal 6 bulan sebelum tanam untuk mengurangi kemasaman tanah. Tujuan : Memberikan media tumbuh yang baik bagi akar tanaman pada saat awal penanaman. Mempermudah peresapan pupuk ke dalam tanah sehingga mempercepat tanaman mengabsorbsi pupuk tersebut. Peralatan : - Cangkul - Alat pengukur (Mal/Patron) dengan ukuran 90 X 90 X 60 cm - Takaran pupuk – terbuat dari triplek berbentuk kubus atau wadah dari plastik yang sudah distandarisasi. Teknis melubang : Dari pancang tanam dibersihkan (radius 1 m) dari sampah, akar-akar atau tunggul yang ada di permukaan tanah. Jika pada lokasi lubang tanam terdapat tunggul kayu yang tidak dapat dibongkar maka lubang tanam dapat digeser sedikit tetapi tetap mengikuti arah barisan. Anak pancang dicabut, kemudian tanah digali dengan ukuran 90 X 90 X 60 cm. Tanah hasil galian dipisahkan antara topsoil (selatan) dan subsoil (utara). Peletakkan tanah hasil galian harus konsisten. Setelah selesai anak pancang diletakkan kembali pada posisi semula (ditengah-tengah lubang tersebut). Pembuatan lubang tanam pada tanah gambut adalah hole in hole, gunanya agar bibit tidak tumbang atau doyong. Pada tanah gambut yang tidak begitu dalam dapat juga tidak dilakuka hole in hole, namun tanah dipadatkan terlebih dahulu dengan menggunakan excavator. Pada saat pembuatan lubang tanam airnya terlebih dahulu dikurangi yaitu dengan pembuatan parit 1 x 1 x 1 m (parit cacing), gunanya untuk mempermudah penggalian. Untuk daerah rendahan atau rawa dapat digunakan tapak timbun. Ini dilakukan setelah tanam dan tenaga kerja cukup. • Pupuk Lubang Jenis pupuk : - Tanah mineral : 300 gram TSP untuk setiap lubang tanam - Tanah gambut : 300 gram TSP (500 gram RP) dan 15 gram CuSO4. Teknis memupuk : Topsoil dimasukkan ke dalam lubang tanam hingga ketinggian 20 – 25 cm permukaan bola tanah harus sejajar dengan permukaan tanah asli. Cangkul dapat dibuat sebagai mal. Pupuk ditaburkan secara merata ke dalam lubang tanam. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan 3 tahap yaitu 100 gram untuk setiap tahapnya diselingi dengan penimbunan lubang tanah. 2. Menanam Kelapa Sawit • Persiapan Di Pembibitan Bibit kelapa sawit siap tanam ke lapagan pada umur 10 – 12 bulan. Bila lewat umur, bibit tersebut harus dipangkas. Pemangkasan bentuk kerucut yang sudut kemiringannya 30 – 450, dengan demikian daun termudah merupakan puncak kerucut. Jika penanaman belum dapat dipastikan, sebaiknya bibit dipangkas 6 bulan sekali. Kebutuhan tenaga kerja untuk pemangkasan yaitu 40 bibit/HK. Satu bulan sebelum pemindahan ke lapangan dan diulangi lagi dua minggu kemudian, large bag diangkat dan diputar 1800 untuk memutuskan perakaran tanaman yang telah menembus large bag sehingga mengurangi shock saat ditanam kelapangan. Cara lain yaitu large bag dimiringkan kemudian akarnya dipotong. Bibit yang akan ditanam ke lapangan harus disiram sampai tanah dalam large bag jenuh air. Pemindahan bibit ke lapangan harus berdasarkan kelompok bibit atau jenis bibit. • Administrasi Transport - Divisi mengajukan surat permintaan bibit melalui kantor besar kebun. - Kantor besar kebun mengeluarkan DO (Delivery Order) rangkap 4. - DO diserahkan ke bagian transport dan disahkan. - Bagian transport (supir) menyerahkan DO ke bagian bibitan dan disahkan. - Jumlah bibit yang dimuat/diangkut harus sesuai DO. - Setelah bibit sampai tujuan, DO harus disahkan oleh penerima bibit (Divisi). - DO yang telah disahkan didistribusikan kepada Kantor besar, Divisi, Bibitan, dan bagian transport. • Pengangkatan Bibit Ke Lapangan dan Ecer Bibit Dibutuhkan 3 orang untuk bongkar muat bibit, 1 orang di kendaraan 2 orang untuk muat dan bongkar bibit (menyusun bibit di tanah). Bibit dibongkar pada tempat-tempat yang telah ditetapkan (titik pembongkaran). Harus jelas berapa jumlah bibit yang harus diturunkan pada setiap titik pembongkaran. Pembongkaran dan pengeceran bibit dari titik pembongkaran ke lubang tanam harus hati-hati jangan sampai bola tanah pecah. Bibit harus diangkat berdiri dan bagian bawahnya ditopang dengan bahu. Jangan diangkat pada leher akarnya, pengangkatan harus dilakukan pada bola tanahnya secara hati-hati. Bibit diletakkan di sebelah selatan lubang tanam secara hati-hati, jangan dibanting. Peletakkan bibit harus konsisten. Bibit harus sudah diecer ke dalam blok bersama-sama dengan kantong plastik yang berisikan pupuk lubang tanam sehari sebelum penanaman. • Penanaman Pancang tanam dicabut. Lubang tanam diisi/ditimbun top soil dan dipadatkan (ketebalan ± 25 cm) dengan cara diinjak. Pupuk lubang dimasukkan 1/3 bagian. Large bag disobek dengan menggunakan pisau atau parang. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan hati-hati (jangan dibanting atau dihentakkan). Permukaan bola tanah harus sejajar dengan permukaan tanah asli. Jika belum sejajar topsoil dapat ditambah atau dikurangi. Large bag ditarik sehingga bola tanah saja yang berada di dalam lubang tanam. Ditimbun tanah topsoil , dipadatkan dengan cara diinjak tanah timbunan di sisi bola tanah. Jangan sampai menginjak bola tanah. Pupuk dimasukkan 1/3 bagian lagi. Ditimbun tanah subsoil, dipadatkan dengan cara diinjak tanah timbunan di sisi bola tanah. Pupuk dimasukkan 1/3 bagian lagi (sisanya). Ditimbun tanah subsoil, dipadatkan dengan cara diinjak tanah timbunan. Penimbunan dilakukan hingga permukaan bola tanah sejajar dengan permukaan tanah asli. Pancang tanam diletakkan disebelah selatan dan large bag diikat pada pancang tanam tersebut – peletakkan pancang tanam harus konsisten untuk setiap titik tanam. Sebelum penimbunan posisi bibit harus tegak sehingga daunnya menghadap kea rah tiga jurusan ( sistem mata lima). Kesalahan-kesalahan yang harus dihindari pada penanaman yaitu : - Bibit ditanam terlalu dalam - Bibit ditanam miring atau tidak tegak - Tanah pada large bag (bola tanah) dipecah dan dibuang. - Large bag tidak dibuka sebelum bibit ditanam. • Konsolidasi pokok doyong dan penyisipan Pekerjaan konsolidasi (menegakkan) pokok doyong hanya dilakukan 1 rotasi yaitu 1 minggu setelah penanaman. Bahkan hal ini tidap perlu dilakukan apabila penanaman sudah dilakukan dengan benar, kecuali bila terjadi angina kencang dan hujan yang sangat lebat sehingga pokok doyong. Penyisipan merupakan mengganti pokok yang mati dan pokok yang abnormal yang lolos dari seleksi di pembibitan. Tujuan penyisipan : - Untuk mendapatkan produksi per hektar yang maksimal. - Menekan pertumbuhan lalang dan gulma lainnya. Pekerjaan awal sisipan yang penting adalah sensus dan identifikasi pokok. Prisisp pelaksanaan teknis ( bibit dan tanam) sama dengan pekerjaan penanaman. Pokok sisipan ditanam pada bekas tanaman yang sudah dibongkar agar barisan tanaman tetap lurus. Pemeliharaan pokok sisipan dilakukan sesuai dengan pemeliharaan (rotasi perawatan) tanaman asli.

Tips Bagi Siswa Yang baru lulus dan yang ingin terjun ke dunia industri

ini dia tips bagi kalian yang ingin terjun keduia industri setelah lulus sekolah: 1. mantapkan hati kalian bila ingin terjun ke dunia industri 2. pilih perusahan yang ingin kalian tempati 3. lihat latar belakang perusahaan 4. mintalah pertimbangan kepada keluarga 5. jangan terpaku hanya kepada 1 perusahan 6. jangan menyerah apabila gagal dalam proses rekruitmen masih banayak perusahaan lainya Tips bagi karyawan baru: 1. selalu hormat kepada senior ( tetapi tidak tunduk) 2. keluarkan kemampuan terbaik anda 3. selalu jaga nama baik perusahaan walaupun perusahaan kita buruk 4. loyal terhadap pimpinan 5. cari teman sebanyak mungkin 6. jangan malu belajar dari orang yang posisinya di bawah kita 7. pelajari hal-hal baru 8. apabila anda atasan jangan sekali-kali mencoba menunjukan sesuatu dengan kaki anda 9. senyum dan ramah lah kepada semua orang 10. jangan bocorkan rahasia perusahaan 11. selalu profesional

Kamis, 22 Desember 2011

2. Bagian Bawah terdiri dari : o Statif / Trifoot o Tiga sekrup penyetel nivo kotak o Unting – unting o Sekrup repitisi o Sekrup pengunci pesawat dengan statif
BAGIAN-BAGIAN THEODOLIT (TOPCON)
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat. A. BAGIAN – BAGIAN DARI THEODOLIT Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian : 1. Bagian atas, terdiri dari : o Teropong / Teleskope o Nivo tabung o Sekrup Okuler dan Objektif o Sekrup Gerak Vertikal o Sekrup gerak horizontal o Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal o Nivo kotak o Sekrup pengunci teropong o Sekrup pengunci sudut vertical o Sekrup pengatur menit dan detik o Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal
MACAM-MACAM ALAT UKUR TANAH ALAT UKUR JARAK LANGSUNG ♣ Kayu ukur, terbuat dari kayu yang panjangnya 3 atau 5 m dan berskala. Skala terkecil adalah 0,1 m. ♣ Pita ukur kain, terbuat dari bahan kain. Pita ukur kain ini jarang digunakan karena kurang kuat dan cepat rusak. Panjangnya antara 10 – 50 m dan lebarnya sekitar 15 mm. ♣ Pita ukur fiber, terbuat dari serat rami dan diperkuat dengan anyaman kawat halus dan ada pula yang terbuat dari campuran serat gelas (fiberglass). Pita ukur ini ringan, tidak mudah bengkok, dan mudah memakainya. Kelemahannya sangat mudah memuai dan menyusut akibat kelembaban udara. ♣ Pita ukur baja, terbuat dari baja karbon atau baja anti karat. Skala terkecil 1 mm. Pemuaian dan penyusutan pita ukur baja tergantung pada perubahan temperatur dan tegangan. Angka muai pita ukur baja sekitar 12x10-6/oC. ♣ Pita ukur invar, terbuat dari campuran tahan panas yaitu campuran baja dan nikel. ♣ Rantai ukur, terbuat dari bahan baja dan terdiri dari batang-batang pendek yang dihubungkan satu sama lain dengan simpul-simpul berbentuk lingkaran (mata rantai). ALAT UKUR JARAK TIDAK LANGSUNG ♣ Alat pengukur sudut (theodolit) dengan sublense bar (rambu basis datar) ♣ Alat pengukur sudut (theodolit) dengan rambu basis tegak ♣ Theodolit yang teropongnya dilengkapi benang silang tetap (stadia hairs) ♣ Tachimeter, theodolit yang teropongnya dilengkapi benang silang diafragma bergerak (diafragma hammer fennel) ♣ Alat pengukur jarak elektronik (electronic distance meter/EDM) ALAT PENGUKUR BEDA TINGGI Alat pengukur beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah adalah alat sipat datar (waterpass)
lmu ukur tanah merupakan bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang dinamakan ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud : Maksud ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi Maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi. Pada maksud kedua inilah yang sering disebut dengan istilah pemetaan. Pengukuran dan pemetaan pada dasarnya dapat dibagi 2, yaitu : Geodetic Surveying Plan Surveying Perbedaan prinsip dari dua jenis pengukuran dan pemetaan di atas adalah : Geodetic surveying suatu pengukuran untuk menggambarkan permukaan bumi pada bidang melengkung/ellipsoida/bola. Geodetic Surveying adalah llmu, seni, teknologi untuk menyajikan informasi bentuk kelengkungan bumi atau pada kelengkungan bola. Plan Surveying adalah merupakan llmu seni, dan teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar. Plan surveying di batasi oleh daerah yang sempit yaitu berkisar antara 0.5 derajat x 0.5 derajat atau 55 km x 55 km. Bentuk bumi merupakan pusat kajian dan perhatian dalam Ilmu ukur tanah. Proses penggambaran permukaan bumi secara fisiknya adalah berupa bola yang tidak beraturan bentuknya dan mendekati bentuk sebuah jeruk. Hal tersebut terbukti dengan adanya pegunungan, Lereng - lereng, dan jurang jurang. Karena bentuknya yang tidak beraturan maka diperlukan suatu bidang matematis. Para pakar kebumian yang ingin menyajikan informasi tentang bentuk bumi, mengalami kesulitan karena bentuknya yang tidak beraturan ini, oleh sebab itu, mereka berusaha mencari bentuk sistematis yang dapat mendekati bentuk bumi Awalnya para ahli memilih bentuk bola sebagai bentuk bumi. Namum pada hakekatnya, bentuk bumi mengalami pemepatan pada bagian kutub - kutubnya, hal ini terlihat dari Fenomena lebih panjangnya jarak lingkaran pada bagian equator di bandingkan dengan jarak pada lingkaran yang melalui kutub utara dan kutub selatan dan akhirnya para ahli memilih Ellipsoidal atau yang dinamakan ellips yang berputar dimana sumbu pendeknya adalah suatu sumbu yang menghubungkan kutub utara dan sumbu kutub selatan yang merupakan poros perputaran bumi, sedangkan sumbu panjangnya adalah sumbu yang menghubungkan equator dengan equator yang lain dipermukaan sebaliknya.

Kamis, 20 Oktober 2011

Tetap Jaga Silahturami

Kepada semua keluarga besar GEOMATIC ENGINEER SYSTEM. hehehe julukan baru buat alumni TSP SMK 1 BLORA. Tetap jaga Silaturahmi . salam hangat dari kami,,, bisa berbagi di FB: SURVEY COMMUNITY BLORA<< Ttap Cermat Cepat Tepat. Jaga Nama Baik Almamater....